Kugoreskan
keseharianku dalam cerita yang pendek ini, ada kisah yang tak berujung,
dedaunan mulai bergugran, tanah mulai gersang, saatnya musim semi tiba. Aku tak
tau salah dan dosa ku itu apa? terkadang aku dibenci dan dicemoohkan teman
teman ku. rasanya hidupku tiada arti lagi. Entahlah, mungkin semua telah
menjadi suratan. Ingin kucari kemanapun kesalahanku itu. Hari berganti hari,
aku terus mencari kesalahan yang ada pada diriku. Setelah aku mencari dan
mencari, akhirnya aku tahu penyebab dari semua ini, mereka beranggapan bahwa
aku itu sombong, mereka bilang hanya aku yang ada didunia ini tanpa memikirkan
orang lain, padalahal dalam kenyataannya tidak, aku tidak seperti yang mereka
katakan. Jika mereka mengatakan aku sombong, berarti mereka itu salah besar.
Aku punya prinsip, teman adalah segalanya bagiku, mengapa demikian. Bersama
teman, hidup terasa damai, teman adalah pelita hidup disaat susah maupun
senang. Saling bertukar pendapat , saling mengerti satu sama lain, dan yang
terpenting teman diibaratkan sebagai backup memory ku, mengapa demikian. Teman
bersedia mendengar segala keluh kesahku yang tengah aku hadapi saat ini. dan
dia memberi jalan keluar yang terbaik untukku. Begitulah pentingnya teman
bagiku.
Seperti
kembang api yang hanya sebentar menyala, begitulah hidupku saat ini. Sekarang aku
tengah diambang kebimbangan, jantung terasa berdetak cepat. Seperti hidup
tinggal beberapa hari lagi. YA ALLAH, tolonglah aku!!!! Mengapa hidup ini
rasanya nggak adil. Kata orang SMA adalah kebahagian bagi remaja tapi saat ini
belum juga aku dapatkan, terkadang aku iri dengan temanku, ada yang waktu
istirahat telpon telponan, ada yang mojok di samping perpustakaan, kapan aku
seperti itu? Aku juga ingin merasakannya?? Aku tengah mengalami cinta terpendam
pada seorang wanita, aku tak berani mengungkapkan kata kata itu padanya, aku
takut dia menolakku dan dia akan membenci ku, itu alasan aku belum
mengungkapkan perasaanku kepadanya. tiga minggu sebelum aku menulis cerita ini,
kami pernah beramai ramai pergi bersama teman teman, namun entah mengapa dia
mengajakku berbicara, dan kami pun disepanjang jalan berbicara berdua. Pada
waktu itu, aku merasa biasa saja jika dekat dengannya, tapi. Setelah sampai
dirumah, dia mengirim pesan singkat pada ku? Setelah aku membalas pesan
darinya, aku selalu saja kepikiran tentang dia, entah mengapa seperti itu?
Aku terasa
damai jika ku bersamanya?? tapi yang hanya kutakutkan jika dia pergi
meniggalkanku, lebih baik cinta dalam hati saja, mengagumi tanpa dicintai,
seperti potongan lyric lagu ungu. Aku akan berusaha membahagiakannya, tanpa
harus dia tau aku cinta dia.